Sabtu, 01 Desember 2012

Kata Baku & Non-Baku

 BAKU                                                                    TIDAK BAKU
1. Berpikir                                           =                   Berfikir
2. Cabai                                               =                   Cabe, Cabay
3. Cenderamata                                    =                  Cinderamata
4. Definisi                                             =                  Difinisi
5. Detail                                               =                  Detil
6. Diagnosis                                         =                  Diagnosa
7. Dipersilakan                                     =                  Dipersilahkan 
8. Imbau                                              =                  Himbau
9. Karier                                              =                  Karir
10. Khotbah                                        =                  Khutbah
11. Kompleks                                      =                  Komplek 
12. Merek                                           =                  Merk
13. Miliar                                            =                  Milyar
14. Mulia                                            =                  Mulya
15. Mungkir                                       =                   Pungkir
16. Profesor                                      =                   Proffesor 
17. Saraf                                           =                    Syaraf
18. Sekadar                                      =                    Sekedar
19. Silakan                                        =                    Silahkan 
20. Telantar                                       =                    Terlantar
21. Ubah                                           =                    Rubah
22. Utang                                          =                    Hutang

Analisis Novel "Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin"

Unsur Intrinsik:
1.       Tema: (Percintaan) Perasaan yang tak pernah terungkap
2.       Gaya Bahasa:
·         Personifikasi: Hujan deras turun membungkus kota ini (Hal. 13)
·         Hiperbola: Demi membaca e-mail berdarah-darah itu, esoknya aku memutuskan pulang segera ke Jakarta (Hal. 230)
·         Personifikasi: Menuju tempat rumah kardus kami dulu berdiri kokoh dihajar hujan deras, ditimpa terik matahari. (Hal. 231)
·         Personifikasi: Bagian tajamnya menghadap ke atas begitu saja, dan tanpa ampun menghunjam kakiku yang sehelai pun tak beralas saat melewatinya. (Hal. 22)
·         Personifikasi: Aku berteman dengan lorong-lorong kantor yang kosong di malam hari. (Hal. 203)
3.       Sudut Pandang: Orang pertama pelaku utama
4.       Tokoh dan Penokohan:
·         Tania:
o   Rajin dan memiliki tekad yang kuat.
‘Ada banyak hal yang harus kukejar. Aku sudah tiga tahun tertinggal. Tiga tahun sia-sia! Dan karena aku sudah berikrar akan selalu menuruti kata-kata dia, maka saat dia mengusap rambutku malam itu sebelum pulang dari toko buku, dan berkata pelan: “Belajarlah yang rajin, Tania!”,  aku bersumpah untuk melakukannya.’ (Hal. 33)
o   Pencemburu.
‘Aku menghela napas. Benci sekali dengan pembicaraan itu. Menatap Ibu sirik. Kenapa sih Ibu akrab dengan Kak Ratna?’ (Hal. 41)
o   Menarik.
‘Ada banyak pria lain selain Adi dan cowok penjaga rak tadi yang tertarik padaku.’ (Hal. 15)
o  Memegang teguh janji
‘Tetapi aku ungat dengan janji dulu, aku tak akan pernah melawannya, tak akan pernah....’ (Hal. 55)
·         Dede:
o   Pintar
‘Dede juga sudah bisa menghafal semua abjad’ (Hal. 34)
o  Percaya diri
‘Dede benar-benar bebas sesore itu. Berlarian ke sana kemari. Percaya diri.’ (Hal 40)
o   Pandai menyimpan rahasia (Menyimpan rahasia Om Danar)
‘”Dari siapa?” aku bertanya penasaran kepada Dede. Menyelidik. Adikku pasti tahu semuanya.’ (Hal. 102)
·         Ibu:
o   Tekun dan tidak mengandalkan orang lain (Tetap rajin bekerja, demi membiayai anak-anaknya sekolah, walaupun sudah dibantu oleh Danar)
‘Seminggu kemudian Ibu mulai bekerja, menjadi tukang cuci di salah satu laundry mahasiswa......’ (Hal 34-35)
o   Hati-hati
‘Kata Ibu, “Tania, hati-hatilah di sana! Kita harus mengganti setiap barang yang rusak karena kita sentuh! Jaga adikmu, jangan nakal...”’ (Hal. 17)
·         Danar:
o   Suka memberi.
‘Dia rajin seminggu dua kali singgah sebentar di kontrakan baru. Membawakan makanan, buku-buku untukku, dan  permainan buat adikku.’ (Hal. 35)
o  Berprinsip kuat
‘”Tania, kehidupan harus berlanjut. Ketika kau kehilangan semangat, ingatlah kata-kataku dulu. Kehidupan ini seperti daun yang jatuh.... Biarkanlah angin yang menerbangkannya.... Kau harus berangkat ke Singapura!”’ (Hal. 70)
o  Dewasa
‘Dia menahan napasnya. Mencoba mengendalikan emosinya.’ (Hal. 56)
·         Ratna:
o   Sabar .
‘Aku meneriaki Kak Ratna keras sekali. Kak Ratna tidak marah, bahkan berkaca-kaca matanya.’ (Hal. 56)
o   Ramah.
‘”Kenapa kalian tidak mengajak Ibu, Kak Ratna, dan Kak Danar naik Bianglala?” Kak Ratna bertanya sambil tersenyum,....’ (Hal. 42)
5.       Amanat:
·         Jangan menunda-nunda sesuatu, sesuatu yang ditunda-tunda biasanya akan membuat dampak yang buruk. Seperti dalam novel ini, perasaan yang selama itu terpendam, baru diutarakan setelah semua keadaan tidak dapat diubah.
·         Tekunlah belajar agar dapat sukses kelak di masa depan.
·         Terima semua hal yang sudah terjadi. Karena hal yang sudah yang terjadi itu, adalah akibat perbuatan kita juga di hari sebelum-sebelumnya.
6.       Plot:
·         Perkenalan:
o   Ketika Danar menolong Tania yang tertusuk paku. Lalu Danar mengenal Tania dan Dede, adik Tania, lebih dalam, hingga Danar sering mengunjungi rumah Tania. Danar juga banyak membantu perekonomian keluarga Tania, hingga akhirnya Tania dan Dede bisa bersekolah. Tania juga mendapatkan beasiswa ke Singapura.
·         Pertikaian:
o   Ketika Danar hendak menikah dengan Ratna,pacarnya, Tania tidak mau datang ke pernikahan Danar dan Ratna. Selama beberapa tahun Tania dan Danar tidak berkomunikasi.
·         Klimaks:
o   Ketika Danar dan Tania bertemu di daerah rumah kardus Tania, ketika Tania miskin. Di situ, mereka mengutarakan perasaan mereka yang sebenarnya.
·         Antiklimaks:
o   Ketika Danar dan Tania mengetahui bahwa Ratna sudah hamil 4 bulan, dan pada akhirnya Tania menerima keadaan tersebut, dan dia tidak akan kembali ke Indonesia dan tetap berada di Singapura, agar perasaannya tidak kembali seperti kejadian ketika di Indonesia.
7.       Alur: Pada awal cerita mundur, dan pada akhir cerita agak campuran.
8.       Latar & Setting:
a)      Tempat:
·         Dufan
‘Kak Ratna bertanya sambil tersenyum, waktu kami makan malam bersama di salah satu kedai makanan yang banyak tersedia di Dufan.’ (Hal. 42)
·         Singapura
‘Ribuan larik cahaya kota Singapura cantik menimpa jalanan.’ (Hal. 203)
·         China Town
‘Saat makan malam di China Town.........’ (Hal. 130)
·         Bandara Changi
‘Pukul 15.00 aku mengantar mereka ke Bandara Changi.’ (Hal. 102)
·         Toko Buku
‘Aku tak tahu bagaimana kehadiranku setiap malam di toko buku ini bisa menarik perhatiannya.’ (Hal. 12)
b)      Waktu:
·         Malam hari
‘Malam ini hujan turun lagi. Seperti malam-malam yang lalu.’ (Hal. 7)
·         Siang hari
‘Kami makan siang di kantin mahasiswa (Hal. 101)
·         Sore hari
‘Hingga menjelang sore mereka tidak keluar-keluar dari kamar Ibu.’ (Hal. 55)
c)       Setting/Suasana:
·         Sepi
‘Naik lift lagi menuju lantai apartemenku. Berdenging. Sendirian melempar sepatu sembarangan’ (Hal. 204)
Unsur Ekstrinsik:
1.       Nilai Moral:
o   Memegang janji
‘Aku menyeka sudut mataku yang berair. Tidak. Aku sudah berjanji kepada Ibu untuk tidak pernah menangis. Apalagi menangis hanya karena mengingat semua kenangan buruk itu.’ (Hal. 31)

Sabtu, 20 Oktober 2012

Resensi Buku – Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin

Judul          : Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
Pengarang  : Tere Liye
Penerbit      : PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal Buku : 256 Hal
Tahun Terbit: 2012
Harga         : Rp43.000,-


Perasaan Yang Salah
       Tere Liye penulis novel terkenal yang sudah sering menerbitkan novel-novel yang banyak disukai di segala kalangan masyarakat. Bahasa serta alur cerita yang dibuat sedemikian rupa oleh penulis handal ini, membuat novel ini menjadi novel yang sudah mencapai cetakan keenam
     Cerita berawal dari dua orang anak pengamen yang bekerja di jalanan untuk membantu ibunya, yang hanya berjualan kue, setelah ayahnya yang meninggal dunia akibat sakit TBC. Ketika Tania yang sedang mengamen dengan Dede, berdarah tertusuk paku dan seorang laki-laki menolongnya yang bernama Danar. Tania dan Dede pun disekolahkan atas bantuan Danar, serta atas persetujuan ibunya. Ibu ternyata selama ini mengidap penyakit kanker paru-paru stadium IV yang tertutupi oleh perasaan bahagianya. Karena terlambat, akhirnya Ibu pun meninggal, meninggalkan Tania dan Dede yang masih kecil. Tania, Dede, dan Danar pun tinggal bersama dan menjadi keluarga. Tania sudah lama mencintai Danar secara diam-diam walaupun perbedaan umur yang sangat jauh. Setelah itu, Tania mendapat beasiswa ke Singapura dan menjadi sukses di Singapura, dan Dede tetap di sekolah di Indonesia. Tania suka menceritakan semua perasaan yang ia rasakan kepada Anne, teman dekatnya selama dirinya di Singapura. Anne menyadarkan Tania bahwa perasaannya itu tidak masuk akal karena perbedaan umurnya yang jauh.
     Tania sempat mengelak argumen Anne itu, hingga pada suatu saat terdengar kabar bahwa Danar dan Ratna, pacarnya sejak lama, akan menikah beberapa bulan lagi. Tania pun patah hati, apalagi pada hari dimana acara pernikahan Danar dan Ratna berlangsung. Dan dari pernikahan itu, Tania yakin bahwa Danar tidak mencintainya, karena lebih memilih menikah dengan Ratna. Setelah lama Tania tidak pulang ke Indonesia, akhirnya Tania pulang ke Indonesia karena mendapat kabar dari Ratna, atas kesedihan yang dideritanya setelah perubahan sikap Danar kepada Ratna setelah pernikahan berlangsung. Dede yang mengetahui segalanya memberi tahu Tania setelah kepulangan Tania ke Indonesia. Dan Tania telah mengetahui, ternyata selama ini Danar menyimpan perasaan yang sama terhadap Tania. Bagaimanakah kelanjutan ceritanya? Apakah Danar akan bersama Tania? Ataukah Danar akan bersama Ratna?
     Kelebihan novel ini adalah bahasa dan alur yang mudah diikuti, serta berbagai kalangan pun bisa membacanya, dan mudah mengertinya. Keunikan cerita yang membuat pembaca penasaran, juga merupakan kelebihan dari novel ini.
     Kelemahan cerita ini adalah akhir cerita yang kurang menjelaskan perasaan Tania dan Danar. Hikmah dari novel ini adalah, jangan takut untuk mengungkapkan perasaan kita, dan bersabarlah terhadap jika sesuatu tidak sesuai seperti yang kita harapkan, karena semua itu sudah berjalan sesuai takdir-Nya.