1.
Tema: (Percintaan) Perasaan yang tak
pernah terungkap
2. Gaya Bahasa:
·
Personifikasi: Hujan deras turun
membungkus kota ini (Hal. 13)
·
Hiperbola: Demi membaca e-mail berdarah-darah
itu, esoknya aku memutuskan pulang segera ke Jakarta (Hal. 230)
·
Personifikasi: Menuju tempat rumah
kardus kami dulu berdiri kokoh dihajar hujan deras, ditimpa terik
matahari. (Hal. 231)
·
Personifikasi: Bagian
tajamnya menghadap ke atas begitu saja, dan tanpa ampun menghunjam kakiku yang sehelai
pun tak beralas saat melewatinya. (Hal. 22)
·
Personifikasi: Aku berteman dengan lorong-lorong kantor yang kosong di malam hari. (Hal.
203)
3.
Sudut Pandang: Orang pertama pelaku
utama
4. Tokoh dan Penokohan:
·
Tania:
o
Rajin dan
memiliki tekad yang kuat.
‘Ada banyak hal yang harus kukejar.
Aku sudah tiga tahun tertinggal. Tiga tahun sia-sia! Dan karena aku sudah
berikrar akan selalu menuruti kata-kata dia, maka saat dia mengusap rambutku
malam itu sebelum pulang dari toko buku, dan berkata pelan: “Belajarlah yang rajin, Tania!”, aku bersumpah untuk melakukannya.’ (Hal. 33)
o
Pencemburu.
‘Aku menghela napas. Benci sekali
dengan pembicaraan itu. Menatap Ibu sirik. Kenapa sih Ibu akrab dengan Kak
Ratna?’ (Hal. 41)
o
Menarik.
‘Ada banyak pria lain selain Adi dan
cowok penjaga rak tadi yang tertarik padaku.’ (Hal. 15)
o Memegang teguh janji
‘Tetapi aku ungat dengan janji dulu, aku tak akan pernah melawannya, tak akan
pernah....’ (Hal. 55)
·
Dede:
o
Pintar
‘Dede juga sudah bisa menghafal semua
abjad’ (Hal. 34)
o Percaya diri
‘Dede benar-benar bebas sesore itu.
Berlarian ke sana kemari. Percaya diri.’ (Hal 40)
o
Pandai menyimpan rahasia
(Menyimpan rahasia Om Danar)
‘”Dari siapa?” aku bertanya penasaran
kepada Dede. Menyelidik. Adikku pasti
tahu semuanya.’ (Hal. 102)
·
Ibu:
o
Tekun dan tidak mengandalkan
orang lain (Tetap rajin bekerja, demi membiayai anak-anaknya sekolah, walaupun sudah dibantu oleh
Danar)
‘Seminggu kemudian Ibu mulai bekerja,
menjadi tukang cuci di salah satu laundry
mahasiswa......’ (Hal 34-35)
o
Hati-hati
‘Kata Ibu, “Tania, hati-hatilah di sana! Kita harus mengganti setiap barang yang
rusak karena kita sentuh! Jaga adikmu, jangan nakal...”’ (Hal. 17)
·
Danar:
o
Suka memberi.
‘Dia rajin seminggu dua kali singgah
sebentar di kontrakan baru. Membawakan makanan, buku-buku untukku, dan permainan buat adikku.’ (Hal. 35)
o Berprinsip kuat
‘”Tania, kehidupan harus berlanjut. Ketika kau kehilangan semangat,
ingatlah kata-kataku dulu. Kehidupan ini seperti daun yang jatuh.... Biarkanlah
angin yang menerbangkannya.... Kau harus berangkat ke Singapura!”’ (Hal. 70)
o
Dewasa
‘Dia menahan
napasnya. Mencoba mengendalikan emosinya.’ (Hal. 56)
·
Ratna:
o
Sabar .
‘Aku meneriaki Kak Ratna keras sekali.
Kak Ratna tidak marah, bahkan berkaca-kaca matanya.’ (Hal. 56)
o
Ramah.
‘”Kenapa kalian tidak mengajak Ibu,
Kak Ratna, dan Kak Danar naik Bianglala?” Kak Ratna bertanya sambil
tersenyum,....’ (Hal. 42)
5.
Amanat:
·
Jangan menunda-nunda sesuatu,
sesuatu yang
ditunda-tunda biasanya akan membuat dampak yang buruk. Seperti dalam novel ini,
perasaan yang selama itu terpendam, baru diutarakan setelah semua keadaan tidak
dapat diubah.
·
Tekunlah
belajar agar dapat sukses kelak di masa depan.
·
Terima semua
hal yang sudah terjadi. Karena hal yang sudah yang terjadi itu, adalah akibat
perbuatan kita juga di hari sebelum-sebelumnya.
6. Plot:
·
Perkenalan:
o
Ketika Danar menolong Tania
yang tertusuk paku. Lalu Danar
mengenal Tania dan Dede, adik Tania, lebih dalam, hingga Danar sering
mengunjungi rumah Tania. Danar juga banyak membantu perekonomian keluarga
Tania, hingga akhirnya Tania dan Dede bisa bersekolah. Tania juga mendapatkan
beasiswa ke Singapura.
·
Pertikaian:
o
Ketika Danar hendak menikah dengan
Ratna,pacarnya, Tania tidak mau datang ke pernikahan Danar dan Ratna. Selama beberapa tahun Tania dan Danar tidak berkomunikasi.
·
Klimaks:
o
Ketika Danar dan Tania bertemu
di daerah rumah kardus Tania, ketika Tania miskin. Di situ, mereka mengutarakan perasaan mereka
yang sebenarnya.
·
Antiklimaks:
o
Ketika Danar dan Tania
mengetahui bahwa Ratna sudah hamil 4 bulan, dan pada akhirnya Tania menerima keadaan tersebut, dan dia tidak akan kembali ke Indonesia
dan tetap berada di Singapura, agar perasaannya tidak kembali seperti kejadian ketika di
Indonesia.
7.
Alur: Pada awal cerita mundur, dan pada
akhir cerita agak campuran.
8.
Latar & Setting:
a)
Tempat:
·
Dufan
‘Kak Ratna bertanya sambil tersenyum,
waktu kami makan malam bersama di salah satu kedai makanan yang banyak tersedia
di Dufan.’ (Hal. 42)
·
Singapura
‘Ribuan larik cahaya kota Singapura
cantik menimpa jalanan.’ (Hal. 203)
·
China Town
‘Saat makan malam di China
Town.........’ (Hal. 130)
·
Bandara
Changi
‘Pukul 15.00 aku mengantar mereka ke
Bandara Changi.’ (Hal. 102)
·
Toko Buku
‘Aku tak tahu bagaimana kehadiranku
setiap malam di toko buku ini bisa menarik perhatiannya.’ (Hal. 12)
b)
Waktu:
·
Malam hari
‘Malam ini hujan turun lagi. Seperti
malam-malam yang lalu.’ (Hal. 7)
·
Siang hari
‘Kami makan siang di kantin mahasiswa
(Hal. 101)
·
Sore hari
‘Hingga menjelang sore mereka tidak
keluar-keluar dari kamar Ibu.’ (Hal. 55)
c)
Setting/Suasana:
·
Sepi
‘Naik lift lagi menuju lantai
apartemenku. Berdenging. Sendirian melempar sepatu sembarangan’ (Hal. 204)
Unsur
Ekstrinsik:
1. Nilai Moral:
o
Memegang
janji
‘Aku menyeka sudut mataku yang berair.
Tidak. Aku sudah berjanji kepada Ibu untuk tidak pernah menangis. Apalagi
menangis hanya karena mengingat semua kenangan buruk itu.’ (Hal. 31)
Temuannya mana?
BalasHapus