BAKU TIDAK BAKU
1. Berpikir = Berfikir
2. Cabai = Cabe, Cabay
3. Cenderamata = Cinderamata
4. Definisi = Difinisi
5. Detail = Detil
6. Diagnosis = Diagnosa
7. Dipersilakan = Dipersilahkan
8. Imbau = Himbau
9. Karier = Karir
10. Khotbah = Khutbah
11. Kompleks = Komplek
12. Merek = Merk
13. Miliar = Milyar
14. Mulia = Mulya
15. Mungkir = Pungkir
16. Profesor = Proffesor
17. Saraf = Syaraf
18. Sekadar = Sekedar
19. Silakan = Silahkan
20. Telantar = Terlantar
21. Ubah = Rubah
22. Utang = Hutang
Sabtu, 01 Desember 2012
Analisis Novel "Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin"
Unsur
Intrinsik:
1.
Tema: (Percintaan) Perasaan yang tak
pernah terungkap
2. Gaya Bahasa:
·
Personifikasi: Hujan deras turun
membungkus kota ini (Hal. 13)
·
Hiperbola: Demi membaca e-mail berdarah-darah
itu, esoknya aku memutuskan pulang segera ke Jakarta (Hal. 230)
·
Personifikasi: Menuju tempat rumah
kardus kami dulu berdiri kokoh dihajar hujan deras, ditimpa terik
matahari. (Hal. 231)
·
Personifikasi: Bagian
tajamnya menghadap ke atas begitu saja, dan tanpa ampun menghunjam kakiku yang sehelai
pun tak beralas saat melewatinya. (Hal. 22)
·
Personifikasi: Aku berteman dengan lorong-lorong kantor yang kosong di malam hari. (Hal.
203)
3.
Sudut Pandang: Orang pertama pelaku
utama
4. Tokoh dan Penokohan:
·
Tania:
o
Rajin dan
memiliki tekad yang kuat.
‘Ada banyak hal yang harus kukejar.
Aku sudah tiga tahun tertinggal. Tiga tahun sia-sia! Dan karena aku sudah
berikrar akan selalu menuruti kata-kata dia, maka saat dia mengusap rambutku
malam itu sebelum pulang dari toko buku, dan berkata pelan: “Belajarlah yang rajin, Tania!”, aku bersumpah untuk melakukannya.’ (Hal. 33)
o
Pencemburu.
‘Aku menghela napas. Benci sekali
dengan pembicaraan itu. Menatap Ibu sirik. Kenapa sih Ibu akrab dengan Kak
Ratna?’ (Hal. 41)
o
Menarik.
‘Ada banyak pria lain selain Adi dan
cowok penjaga rak tadi yang tertarik padaku.’ (Hal. 15)
o Memegang teguh janji
‘Tetapi aku ungat dengan janji dulu, aku tak akan pernah melawannya, tak akan
pernah....’ (Hal. 55)
·
Dede:
o
Pintar
‘Dede juga sudah bisa menghafal semua
abjad’ (Hal. 34)
o Percaya diri
‘Dede benar-benar bebas sesore itu.
Berlarian ke sana kemari. Percaya diri.’ (Hal 40)
o
Pandai menyimpan rahasia
(Menyimpan rahasia Om Danar)
‘”Dari siapa?” aku bertanya penasaran
kepada Dede. Menyelidik. Adikku pasti
tahu semuanya.’ (Hal. 102)
·
Ibu:
o
Tekun dan tidak mengandalkan
orang lain (Tetap rajin bekerja, demi membiayai anak-anaknya sekolah, walaupun sudah dibantu oleh
Danar)
‘Seminggu kemudian Ibu mulai bekerja,
menjadi tukang cuci di salah satu laundry
mahasiswa......’ (Hal 34-35)
o
Hati-hati
‘Kata Ibu, “Tania, hati-hatilah di sana! Kita harus mengganti setiap barang yang
rusak karena kita sentuh! Jaga adikmu, jangan nakal...”’ (Hal. 17)
·
Danar:
o
Suka memberi.
‘Dia rajin seminggu dua kali singgah
sebentar di kontrakan baru. Membawakan makanan, buku-buku untukku, dan permainan buat adikku.’ (Hal. 35)
o Berprinsip kuat
‘”Tania, kehidupan harus berlanjut. Ketika kau kehilangan semangat,
ingatlah kata-kataku dulu. Kehidupan ini seperti daun yang jatuh.... Biarkanlah
angin yang menerbangkannya.... Kau harus berangkat ke Singapura!”’ (Hal. 70)
o
Dewasa
‘Dia menahan
napasnya. Mencoba mengendalikan emosinya.’ (Hal. 56)
·
Ratna:
o
Sabar .
‘Aku meneriaki Kak Ratna keras sekali.
Kak Ratna tidak marah, bahkan berkaca-kaca matanya.’ (Hal. 56)
o
Ramah.
‘”Kenapa kalian tidak mengajak Ibu,
Kak Ratna, dan Kak Danar naik Bianglala?” Kak Ratna bertanya sambil
tersenyum,....’ (Hal. 42)
5.
Amanat:
·
Jangan menunda-nunda sesuatu,
sesuatu yang
ditunda-tunda biasanya akan membuat dampak yang buruk. Seperti dalam novel ini,
perasaan yang selama itu terpendam, baru diutarakan setelah semua keadaan tidak
dapat diubah.
·
Tekunlah
belajar agar dapat sukses kelak di masa depan.
·
Terima semua
hal yang sudah terjadi. Karena hal yang sudah yang terjadi itu, adalah akibat
perbuatan kita juga di hari sebelum-sebelumnya.
6. Plot:
·
Perkenalan:
o
Ketika Danar menolong Tania
yang tertusuk paku. Lalu Danar
mengenal Tania dan Dede, adik Tania, lebih dalam, hingga Danar sering
mengunjungi rumah Tania. Danar juga banyak membantu perekonomian keluarga
Tania, hingga akhirnya Tania dan Dede bisa bersekolah. Tania juga mendapatkan
beasiswa ke Singapura.
·
Pertikaian:
o
Ketika Danar hendak menikah dengan
Ratna,pacarnya, Tania tidak mau datang ke pernikahan Danar dan Ratna. Selama beberapa tahun Tania dan Danar tidak berkomunikasi.
·
Klimaks:
o
Ketika Danar dan Tania bertemu
di daerah rumah kardus Tania, ketika Tania miskin. Di situ, mereka mengutarakan perasaan mereka
yang sebenarnya.
·
Antiklimaks:
o
Ketika Danar dan Tania
mengetahui bahwa Ratna sudah hamil 4 bulan, dan pada akhirnya Tania menerima keadaan tersebut, dan dia tidak akan kembali ke Indonesia
dan tetap berada di Singapura, agar perasaannya tidak kembali seperti kejadian ketika di
Indonesia.
7.
Alur: Pada awal cerita mundur, dan pada
akhir cerita agak campuran.
8.
Latar & Setting:
a)
Tempat:
·
Dufan
‘Kak Ratna bertanya sambil tersenyum,
waktu kami makan malam bersama di salah satu kedai makanan yang banyak tersedia
di Dufan.’ (Hal. 42)
·
Singapura
‘Ribuan larik cahaya kota Singapura
cantik menimpa jalanan.’ (Hal. 203)
·
China Town
‘Saat makan malam di China
Town.........’ (Hal. 130)
·
Bandara
Changi
‘Pukul 15.00 aku mengantar mereka ke
Bandara Changi.’ (Hal. 102)
·
Toko Buku
‘Aku tak tahu bagaimana kehadiranku
setiap malam di toko buku ini bisa menarik perhatiannya.’ (Hal. 12)
b)
Waktu:
·
Malam hari
‘Malam ini hujan turun lagi. Seperti
malam-malam yang lalu.’ (Hal. 7)
·
Siang hari
‘Kami makan siang di kantin mahasiswa
(Hal. 101)
·
Sore hari
‘Hingga menjelang sore mereka tidak
keluar-keluar dari kamar Ibu.’ (Hal. 55)
c)
Setting/Suasana:
·
Sepi
‘Naik lift lagi menuju lantai
apartemenku. Berdenging. Sendirian melempar sepatu sembarangan’ (Hal. 204)
Unsur
Ekstrinsik:
1. Nilai Moral:
o
Memegang
janji
‘Aku menyeka sudut mataku yang berair.
Tidak. Aku sudah berjanji kepada Ibu untuk tidak pernah menangis. Apalagi
menangis hanya karena mengingat semua kenangan buruk itu.’ (Hal. 31)
Sabtu, 20 Oktober 2012
Resensi Buku – Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
Judul : Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin
Pengarang : Tere Liye
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal Buku : 256 Hal
Tahun Terbit: 2012
Harga : Rp43.000,-
Pengarang : Tere Liye
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tebal Buku : 256 Hal
Tahun Terbit: 2012
Harga : Rp43.000,-
Perasaan Yang Salah
Tere Liye penulis novel
terkenal yang sudah sering menerbitkan novel-novel yang banyak
disukai di segala kalangan masyarakat. Bahasa serta alur cerita yang dibuat
sedemikian rupa oleh penulis handal ini, membuat novel ini menjadi novel yang sudah mencapai cetakan keenam
Cerita berawal dari dua orang anak pengamen yang bekerja di jalanan untuk membantu ibunya, yang hanya berjualan kue, setelah ayahnya yang meninggal dunia
akibat sakit TBC. Ketika Tania yang sedang mengamen dengan Dede, berdarah tertusuk
paku dan seorang laki-laki menolongnya yang bernama
Danar. Tania dan Dede pun disekolahkan atas bantuan Danar, serta
atas persetujuan ibunya. Ibu
ternyata selama ini mengidap penyakit kanker paru-paru stadium IV yang tertutupi oleh perasaan bahagianya. Karena terlambat, akhirnya Ibu pun meninggal,
meninggalkan Tania dan Dede yang masih kecil. Tania, Dede, dan Danar pun tinggal bersama dan menjadi keluarga. Tania sudah lama mencintai Danar secara diam-diam walaupun perbedaan umur yang sangat jauh. Setelah itu, Tania mendapat beasiswa ke Singapura dan
menjadi sukses di Singapura, dan Dede tetap di sekolah di
Indonesia. Tania suka menceritakan semua perasaan yang ia rasakan kepada Anne, teman
dekatnya selama dirinya di Singapura. Anne menyadarkan Tania bahwa perasaannya itu
tidak masuk akal karena perbedaan umurnya yang jauh.
Tania sempat mengelak argumen Anne itu, hingga pada suatu saat terdengar kabar bahwa
Danar dan Ratna, pacarnya sejak lama, akan menikah beberapa
bulan lagi. Tania pun patah hati, apalagi pada hari dimana acara pernikahan Danar
dan Ratna berlangsung. Dan dari pernikahan itu, Tania
yakin bahwa Danar tidak mencintainya, karena lebih memilih
menikah dengan Ratna. Setelah lama Tania tidak pulang ke Indonesia, akhirnya
Tania pulang ke Indonesia karena mendapat kabar dari Ratna,
atas kesedihan yang dideritanya setelah perubahan sikap Danar kepada
Ratna setelah pernikahan berlangsung. Dede yang mengetahui segalanya memberi tahu Tania setelah kepulangan Tania ke
Indonesia. Dan Tania telah mengetahui, ternyata selama ini Danar menyimpan
perasaan yang sama terhadap Tania. Bagaimanakah kelanjutan ceritanya? Apakah Danar akan bersama Tania? Ataukah Danar akan bersama Ratna?
Kelebihan novel ini adalah bahasa dan alur yang mudah diikuti, serta berbagai kalangan pun bisa membacanya, dan mudah mengertinya. Keunikan cerita yang membuat pembaca penasaran, juga merupakan kelebihan dari novel ini.
Kelemahan cerita ini adalah akhir cerita yang kurang menjelaskan perasaan Tania dan Danar. Hikmah dari novel ini adalah, jangan takut untuk mengungkapkan perasaan kita, dan bersabarlah terhadap jika sesuatu tidak sesuai seperti yang kita harapkan, karena semua itu sudah berjalan sesuai takdir-Nya.
Langganan:
Postingan (Atom)